angin membawa awan kering di puncak pohon gunung
ketika orang bendera datang mengopak gaharu hutan kami
memaling muka melihat kami berjalan tanpa sepatu
ah kami tak mahu menyebut nama mereka pun
hari-hari dalam kabut mereka memadam denai ke rumah pusaka kami
sebuah rumah hijau tepi sungai warna susu
tangga tebing mereput anai-anai menumpang
jentolak mencabut tunggul -tunggul di pagar surau usang
para makmum resah hampir telanjang di sejadah
orang bendera bintang enam bucu
ingin sekali aku melontar kepalamu dengan batu neraka
biar terbakar debunya bertebar
kamaludin daud
kuala lipis
kuala lipis
No comments:
Post a Comment